Sistem
olah tanah yang telah terpaparkan sudah pernah bahkan sering saya
jumpai di Desa saya, Jatimalang, karena itulah saya juga memaang ingin
mengangat cerita ilmu ini ke blog saya :)
Konservasi Tanah
Konservasi Tanah
Ø Pengertian dan Tujuan Konservasi
Tanah
Konservasi tanah adalah upaya menempatkan setiap bidang tanah pada
cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah dan memperlakukannya sesuai
dengan syarat – syarat yang diperlukan supaya tidak terjadi kerusakan tanah.
Tujuan utamanya adalah supaya tanah dapat dipergunakan secara lestari dengan
tingkat produktivitas yang baik.
Ø Metode Konservasi Tanah
Metode konservasi tanah adalah upaya
untuk mencegah atau meminimalkan erosi, sehingga tidak menimbulkan kerugian.
Metode konservasi tanah dapat digolongkan menjadi tiga :
A.
Metode Vegetatif
Metode vegetatif menggunakan tanaman
dan sisa tanaman sebagai alat konservasi tanah. Metode vegetatif berfungsi
sebagai penyerap atau penahan air oleh tanah dan melindungi permukaan tanah dari daya perusak
butir – butir hujan yang jatuh.
Metode ini dapat dilaksanakan melalui
penanaman dalam setrip (sistem bercocok tanam dengan menanam beberapa jenis
tanaman dalam setrip – setrip yang berselang – seling pada sebidang tanah
menurut garis kontur).
B.
Metode Mekanik
Metode mekanik adalah perlakuan fisik
mekanis pada tanah untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi serta
meningkatkan kemampuan penggunaan tanah. Metode ini dapat dilaksanakan melalui
pengolahan tanah, pengolahan tanah menurut kontur (garis bentuk), dan teras.
C.
Metode Kimia
Metode kimia adalah pemberian input material pada tanah,
sehingga akan terjadi reaksi kimia yang dapat mengubah sifat kimia tanah ( pH,
mineral yang tersedia bagi tanaman ) menjadi sesuai dengan yang diharapkan.
Metode ini dapat dilaksanakan melalui pemberian semen atau
gypsum untuk meningkatkan konsistensi tanah, pemberian ZA (belerang atau
sulfur) untuk menurunkan pH tanah basa, pemberian kapur pertanian (CaCo3) untuk
meningkatkan pH tanah masam.
Dari ketiga metode tersebut, metode yang telah biasa
diterapkan adalah metode vegetatif dan metode mekanik. Metode kimia masih
jarang diterapkan, karena membutuhkan biaya tidak sedikit.
Ø Kerusakan Akibat Erosi
Erosi adalah terangkutnya tanah atau bagian – bagian tanah
dari suatu tempat ke tempat lain oleh media alami ( air atau angin ). Erosi
terjadi di lahan – lahan yang miring. Usaha untuk mencegah erosi di lahan yang
miring dapat dilakukan dengan cara terasering.
Penyebab erosi adalah pengelolaan tanah yang salah oleh manusia,
sehingga tanah kehilangan fungsinya sebagai media pertumbuhan tanaman, media
pengatur tata air, dan media perlindungan lingkungan hidup. Kerusakan yang
timbul akibat erosi, antara lain :
1.
Kehilangan
tanah
(menyebabkan kehilangan unsur hara, penurunan produktivitas lahan, penurunan
kemampuan tanah menahan air)
2.
Pengendapan
3.
Kehilangan
sumber air (penyebab terjadinya bahaya kekeringan
sehingga persediaan air tanah berkurang)
Ø Tanaman Penutup Tanah
Tanaman penutup tanah adalah tanaman yang khusus ditanam
untuk melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan untuk memperbaiki
sifat kimia dan fisik tanah. Syarat –
syarat tanaman penutup tanah :
1.
Mudah diperbanyak ( menggunakan biji )
2.
Tumbuh cepat dan banyak menghasilkan
daun.
3.
Toleran terhadap pemangkasan.
4.
Tahan terhadap hama, penyakit, dan
kekeringan.
5.
Mampu menekan pertumbuhan gulma.
6.
Sesuai dengan kegunaan, yaitu untuk
reklamasi tanah (memperbaiki lahan yang
terganggu supaya dapat berfungsi dan berdayaguna sesuai dengan
kebutuhan)
Kegunaan tanaman
penutup tanah :
1.
Sebagai penguat teras ( bidang tanah datar yang miring ) dan
saluran – saluran air.
2.
Sebagai sumber pupuk hijau.
3.
Untuk melindungi jurang dan tebing.
4.
Untuk usaha penghutanan kembali ( reboisasi )
Contoh tanaman penutup tanah :
1.
Bayam kremah.
2.
Rumput bede.
3.
Rumput banggala.
4.
Rumput gajah.
5.
Petai cina.
6.
Lamtoro.
7.
Kemelanding.
Sedangkan tanaman pengganggu yang berfungsi sebagai
penutup tanah :
1.
Imperata cylindrical Beau
( alang – alang )
2. Panicum repens L.
( lempuyangan )
3. Leersia hexandra Swarts ( kalamento )
4. Saccharum spontaneum L. ( gelagah )
Ø Teras
Teras adalah bidang tanah datar yang
miring. Teras berfungsi mengurangi kecepatan aliran permukaan, memungkinkan
penyerapan air oleh tanah, dan mengurangi panjang lereng.
Sebelum membuat sistem teras, perlu
dilakukan pengamatan lapangan untuk membuat peta rencana teras
yang akan dibuat. Dalam pengamatan dilakukan beberapa hal, sebagai
berikut :
1.
Pengukuran
kemiringan lahan ( lereng ).
2.
Penetapan jarak
teras dan lebar teras.
3.
Penentuan letak
saluran pembuangan dan terjunan.
4.
Penentuan jalan
usaha tani.
5.
Pembuatan garis
kontur ( garis bentuk ).
Ø Olah Tanah Konservasi
Fungsi tanah sebagai media pemasok unsur hara dan air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Apabila
kehilangan fungsi tanah akan menyebabkan degradasi tanah atau kerusakan tanah.
Maka, untuk mencegah degradasi tanah, perlu dilakukannya pengolahan tanah.
Pengolahan tanah adalah tindakan mekanik terhadap tanah
untuk menciptakan kondisi tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Pengolahan
tanah dilakukan untuk menggemburkan kembali tanah yang telah memadat sekaligus
membenamkan gulma.
Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan sistem olah tanah
intensif ( OTI ). Tetapi, supaya tujuan pengolahan tanah tercapai dan kelestarian
tanah tetap terjaga, sistem olah tanah intensif (OTI) perlu digantikan dengan
sistem olah tanah konservasi (OTK).
Sistem OTK adalah sistem penyiapan lahan yang bertujuan
untuk menyiapkan tanah supaya tanaman dapat tumbuh dan berproduksi secara
optimal dengan tetap memperhatikan konservasi tanah dan air.
Sistem penerapan OTK ada beberapa model, antara lain :
1.
Olah tanah intensif bermulsa.
2. Olah
tanah minimum.
3. Tanpa olah
tanah.
4. Olah tanah
menurut kontur.
Ø Keuntungan Sistem Olah Tanah Konservasi
Beberapa keuntungan dalam
menerapkan sistem olah tanah konservasi (OTK) :
1. Mengurangi
aliran permukaan dan erosi.
2. Memperbaiki
agregasi ( bahan – bahan mineral ) tanah.
3. Meningkatkan
konservasi air.
4. Mengurangi
tenaga kerja dan menghemat waktu.
5. Mengurangi
kebutuhan energi dan peralatan pengolah tanah.
Biaya produksi akan berkurang seiring berkurangnya tenaga
kerja, energi, dan penghematan waktu. Sehingga, dengan produksi yang sama,
penghasilan petani akan meningkat.
postingan yag sangat bagus.... sangat banyak manfaatnya. ditunggu postingan berikutnya salam kenal dari http://www.rajabenihsayuran.blogspot.com
BalasHapusSlam kenal, ditunggu juga postingan yang lebih mngesankan manfaatnya :)
Hapus