Jumat, 22 Maret 2013

My Journey to MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI



BAB I
PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang pembuatan karya tulis

Sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Negeri 8 Purworejo Tahun Pelajaran 2011/2012. Siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Purworejo  diberi tugas untuk menyusun laporan hasil Study Wisata yang telah dilaksanakan  kemarin pada tanggal 23-25 Maret 2012.
©       Latar belakang penyusunan karya tulis tentang “ Museum Purna Bhakti Pertiwi “ ini, yaitu :
a)         Kami  (tim penyusun) ingin mengetahui sejarah tentang Museum Purna Bhakti Pertiwi.
b)         Kami ingin mengetahui beberapa koleksi yang terdapat di dalam Museum Purna Bhakti Pertiwi.
c)         Kami ingin mengetahui tata ruang di Museum Purna Bhakti Pertiwi.
d)         Kami ingin mempunyai pengalaman dari luar sekolah.
e)         Kami ingin menambah pengetahuan tentang Museum Purna Bhakti Pertiwi.

2.    Tujuan pembuatan karya tulis
a)         Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Museum Purna Bhakti Pertiwi.
b)         Pemenuhan tugas yang diberikan sekolah.
c)         Menumbuhkan sikap cinta tehadap benda – benda bersejarah.
d)         Mengembangkan daya kreativitas dalam pembuatan suatu karya tulis.

3.    Sistematika pembuatan karya tulis
a)         Pendahuluan
b)         Isi
c)         Penutup
BAB II
ISI atau DESKRIPSI OBJEK
A.  Sejarah Museum Purna Bhakti Pertiwi
Museum Purna Bhakti Pertiwi didirikan atas prakarsa Ibu Tien Soeharto, sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan penghargaan yang tinggi atas dukungan masyarakat Indonesia dan manca negara kepada Bapak  Soeharto. Museum Purna Bhakti Pertiwi ini diresmikan pada tanggal 23 Agusutus 1993 oleh Presiden Republik Indonesia yang ke-2  H.M. Soeharto, bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Ibu Tien Soeharto, penggagas pendirian museum ini. Luas bangunan museum 25.095  di atas tanah seluas 19,73 hektar.
Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng tersebut disampaikan kepada Ir. Franky du Ville, IAI untuk menyiapkan rancangan bangunannya selama 3 tahun, yang pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi dimulai.
Pembangunan berlangsung selama 5 tahun (tahun 1987 sampai tahun 1992). Proses selanjutnnya adalah penataan koleksi, yang berlangsung selama kurang lebih 8  bulan, mulai dari bulan Desember 1992 sampai dengan Agustus 1993.
Museum Purna Bhakti Pertiwi menyimpan beraneka ragam koleksi. Sebelumnya, sebagian besar koleksi ini dirawat dan disimpan Ibu Tien Soeharto sebagai pendamping setia Pak Harto. Kemudian, Ibu Tien menyadari bahwa pengalaman hidup Pak Harto bukanlah hanya milik keluarga. Pak Harto adalah milik Bangsa Indonesia. Maka, koleksi barang-barang pribadi dan cenderamata yang dimilikinya harus dinikmati oleh khalayak ramai. Tentu, tempat yang paling baik untuk itu adalah di museum.
Cenderamata tersebut sebagai ungkapan tali persahabatan dari berbagai negara, dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa. Karena itu Ibu Tien Soeharto ingin membuat suatu wadah yang berupa museum yang berfungsi sebagai penghimpun, merawat, meneliti dan dokumentasi dari seluruh cenderamata atau penghargaan tersebut.
Namun, museum yang akan dibangun tersebut tentunya juga memiliki fungsi sebagai bukti eksistensi historis tentang peranan dan perjuangan Pak Harto dalam keterlibatan bagi perjalanan bangsa Indonesia sejak dari merebut, menegakkan, membela dan mengisi kemedekaan.
B.   Tata Ruang Museum Purna Bhakti Pertiwi
Museum Purna Bhakti Pertiwi disambut dua patung Panyembrama, patung selamat datang. Patung karya seniman Dewa Made Windia sumbangan Ny Siti Hardiyanti Rukmana ini, terbuat dari lempengan uang kepeng dengan tinggi 240 sentimeter. Panyembrama adalah tarian Bali yang biasa diperagakan untuk penyambutan tamu-tamu terhormat.
Secara garis besar bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi terdiri dari bangunan utama, penunjang, tata luar ruang, graham lukisan. Bangunan utama seluas kurang lebih 25.000  yang terdiri :
1.        Ruang Perjuangan
Ruang perjuangan terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berupa ukiran dinding yang menceritakan riwayat kehidupan Bapak Soeharto dari lahir sampai beliau menjabat presiden. Lantai ke dua berisi koleksi foto – foto dokumenter, replika, satu bendera pusaka, pakaian militer, rompi anti peluru, dan lain – lain.
Di  tengah ruang terdapat ukiran – ukiran Rama dari pohon sawo kecik yang berasal dari Alas Purwo Banyuwangi, Jawa Timur. Ukiran tersebut merupakan peninggalan Epik Ramayana yang menceritakan kisah perjuangan Sri Rama dalam menumpas angkara murka. Makna dari kisah tersebut adalah kebaikan akan selalu mengalahkan kejahatan.

2.      Ruang Utama
Ruang utama terletak di tengah dan merupakan induk dari seluruh bangunan museum yang terdiri dari tujuh lantai. Di ruang utama inilah tersimpan sebagian besar koleksi museum yang  terdiri dari beraneka ragam koleksi gerabah, keramik, porselin, wastra, gelas, kristal, logam, dan batu. Di ruang utama ini terdapat replika Peraduan Putri Cina. Replika ini terbuat dari batu gion-jadeite berwarna hijau dan berasal dari Propinsi Yunan, Cina.

3.      Ruang Khusus
Ruang khusus terdiri dari dua lantai, ruang ini menyimpan tanda kehormatan yang dianugerahkan kepada Bapak Soeharto, baik dari pemerintah Republik Indonesia maupun luar negeri, misalnya Bintang RI Adipura I yang diberikan pemerintah RI (1968), Bintang Mahaputra Adipurna (1968), dan Bintang Gerilya (1965).
Selain itu, Bapak Soeharto juga menerima penghargaan dari badan dunia “ The aviceno “ dari UNESCO, “ The Healt For All “ dari WHO, “ Global  Statesman  Award “ dari United Nation Population, “ Rice Importer  to Self Suffi ciency “ dari FAO UNDP. Selain itu, juga menerima penghargaan dari PBB “ Helen Keller International “.

4.      Ruang Asthabrata
Ruang  asthabrata terdiri dari dua lantai. Lantai pertama terdiri tentang 8 besar kepemimpinan yang  dikenal “ Asthabrata “. Delapan asas kepemimpinan yang digambarkan melalui peraga wayang dengan lakon Wahyu Sri Makutha, Rama adalah delapan asas yang bersumber pada delapan sifat dan watak unsur dalam, yaitu bumi, angin, samudera, bulan, matahari, langit, api, dan bintang.
Pada lantai ke dua merupakan ruang pameran foto –foto Bapak Soeharto beserta keluarga dalam berbagai aktivitas kehidupan sehari –hari, baik sebagai pemimpin negara, kepala keluarga maupun sebagai warga masyarakat.

5.      Perpustakaan
Museum Purna Bhakti Pertiwi yang juga berfungsi sebagai wahana pendidikan mempunyai perpustakaan yang menyimpan 40.000 buah buku, majalah, dan album dalam berbagai ilmu pengetahuan.
Lantai pertama berfungsi sebagai ruang baca dan tempat majalah, sedangkan ruang ke dua berfungsi sebagai tempat menyimpan buku.

Selain itu, ruang luar masih ada juga bangunan penunjang yang terdiri dari gerbang penerima, kafetaria, kantor pengelola, musholla shelter, gerbang serba guna, area bermain anak, dan sangkar burung merak.
Tata ruang berfungsi sebagai rekreasi dan penghargaan yang terdiri berbagai tanaman langka khas Indonesia. Di halaman museum juga terdapat sebuah kapal perang NKRI ( Negara Kesatuan Republik Indonesia ) Harimau à bukti sejarah perjuangan pembebasan Irian Barat tahun 1962, kendaraan bersejarah, griya mahabarata, dan griya mahkutarama.
Konsep arsitektur museum tercermin pada rancangan tata luar dalam yang merupakan inti pengkajian dan diperkuat secara integral oleh pola rancangan tata luar ruang. Penerapan makna simbolis pada bentuk maupun unsur – unsur bangunan museum ini antara lain tercermin pada bentuk kerucut, pola pohon hayat, kantor pengelola, lidah api, pola jaya kusuma, pola cakram anggi, lingar, air mancur, dan warna pada unsur bangunan.
BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
W      Dari data – data yang kami (tim penyusun) peroleh, kami menyimpulkan inti dari sejarah Museum Purna Bhakti Pertiwi, diantaranya :
a)    Museum Purna Bhakti Pertiwi adalah sebuah wahana pelestarian benda bukti sejarah perjuangan dan pengabdian Bapak Soeharto kepada Bangsa Indonesia sejak perang kemerdekaan dan masa pembangunan.
b)    Museum Purna Bhakti Pertiwi sebagai objek wisata yang mendidik bagi pengunjung yang datang mengunjungi museum tersebut.
c)    Sebagai objek wisata yang bermakna sejarah, Museum Purna Bhakti Pertiwi juga menyimpan benda – benda koleksi yang diperoleh Bapak atau Ibu Soeharto dari berbagai kalangan.

B.     Saran
W      Kami (tim penyusun) juga mengungkapkan beberapa saran yang intinya memohon, diantaranya :
a)    Pengunjung diharapkan menjaga kebersihan di lingkungan Museum Purna Bhakti Pertiwi !
b)    Pengunjung diharapkan tidak membawa makanan, minuman dan memegang benda – benda koleksi !
c)    Pengunjung diharapkan tidak merusak barang – barang yang terdapat di dalam Museum Purna Bhakti Pertiwi !
d)    Pengunjung diharapkan tidak mengambil barang – barang yang terdapat di Museum Purna Bhakti Pertiwi !
e)    Pengunjung diharapkan tidak membawa senjata tajam !


Kawan kompak of Journey
§       Triska Candra Sari        (25)
§       Umi Arifah                    (26)
§       Umi Mutiany                 (27)
§       Wiji Lestari                    (29)
§       Wisnu Adji                    (31)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Observasi

             Sample SIM, maaf bukan SIM Umi sendiri ;)             Observasi yang kelompok saya lakukan ini, berdasarkan dari pengalam...